Rabu, 09 Juli 2008

Benarkah Indonesia Mengalami Krisis Energi ?

[Indonesia Cabinet Watch] - Hari-hari terakhir ini, perhatian pemerintah kita terfokus kepada bagaimana mencari solusi untuk mengatasi krisis energi. Harga bahan bakar minyak naik, harga bahan bakar gas juga naik, bahkan listrik pun menjadi langka. Indonesia dianggap sedang mengalami krisis energi. Namun, benarkah Indonesia sedang mengalami krisis energi ?

Pertanyaan ini sangat penting untuk digarisbawahi, soalnya kondisi produksi energi di dalam negeri sebenarnya dalam posisi yang aman dan bahkan mengalami surplus. Lihatlah komentar pengamat ekonomi Imam Sugema di media yang menjelaskan, produksi minyak saat ini mencapai 927 ribu barel per hari, sedangkan produksi gas alam ekuivalen dengan 700 ribu barel minyak per hari. Kemudian produksi batu bara mencapai 200 juta ton per tahun, atau ekuivalen dengan 2,6 juta barel minyak per hari.

Hal ini berarti, total produksi adalah 4,2 juta barel per hari. Dengan tingkat konsumsi masyarakat yang jumlahnya 1,2 juta barel per hari, berarti pasokan energi dalam negeri sebenarnya surplus. Kalau seluruh potensi energi itu dapat terserap dengan baik, seharusnya tidak akan ada istilah krisis energi.

Lalu, di mana masalahnya, kok saat ini kita mengalami persoalan yang ruwet dalam bidang energi ini ? Setelah dianalisa oleh banyak pakar, ternyata masalahnya bukan pada pasokan energi dalam negeri dan bukan pula berasal dari minimnya produksi. Persoalan kita saat ini lebih banyak karena amburadulnya pengelolaan sumber daya energi oleh pemerintah.

Sebaiknya, pemerintah melakukan instrospeksi sekaligus melakukan evaluasi menyeluruh mengenai berbagai kebijakan di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Berbagai kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan rakyat harus segera distop. Ada kesan, para pejabat ESDM lebin cenderung memprioritaskan asing dalam berbagai hal – seperti yang dikritik oleh mantan Ketua MPR Amien Rais.

Selain itu, perlu juga ada pengawasan yang signifikan terhadap alokasi energi yang disalurkan ke luar negeri. Langkanya energi di dalam negeri, padahal produksi di dalam negeri cukup, patut diduga ada pihak-pihak atau oknum yang menyelundupkan energi seperti ini ke luar negeri. Kemudian, jika hal ini yang terjadi, lalu siapa yang harus bertanggungjawab ? Menurut kami, hal seperti ini jauh lebih penting dicari oleh pemerintah, daripada mencari formula yang justeru semakin menyulitkan rakyat.

3 komentar:

Koran Saya mengatakan...

Saya juga bingung, Indonesia kan kaya akan sumber daya alam.

Unknown mengatakan...

Saya bingung abis..
hehehe...

Salam kenal - numpang promosi
[silakan mampir ke richworld.wordpress.com]

Bagus Prabangkara mengatakan...

Grrrr geram!