Selasa, 08 Juli 2008

Mengapa PLN Tidak Mampu Merespon Permintaan Listrik ?

[Asian Studies Forum] - Sungguh memprihatinkan kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini, yang dinilai tidak mampu merespon permintaan listrik yang semakin meningkat dalam beberapa bulan kedepan. Padahal dalam 12 bulan ke depan, permintaan listrik akan meningkat secara tajam. Jika PLN tidak mampu untuk merespon hal ini akibatnya tentu akan sangat fatal.

Padahal, pemerintah sendiri sudah menegaskan sikapnya untuk mereview kontrak batubara yang sudah ada selama ini. Melalui Menko Perekonomian Sri Mulyani, pemerintah sudah menegaskan bahwa siapapun pemasoknya dan juga dari sisi konteks nanti akan direview dengan PLN. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga pembangkit listrik agar tidak "byar-pet"

Sayangnya, manajemen PLN bergerak lamban dengan argumentasi harus mempertimbangkan berbagai segi. Memang masalah listrik ini merupakan persoalan yang menyangkut banyak kendala dari sisi PLN. Tidak mengherankan jika kemudian Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai turun tangan dan masyarakat diminta untuk memilih apakah ingin listrik padam secara bergiliran atau memilih kerja bergiliran sehingga masih tetap bisa berproduksi.

Menurut Wapres, saat ini yang diperlukan adalah pemerataan beban penggunaan listrik. Selama ini, beban puncak penggunaan listrik pada hari-hari kerja. Sementara pada hari Sabtu dan Minggu terjadi penurunan pengunaan listrik. Karena itu, pemerintah minta jam kerjanya saja dipindahkan ke hari Sabtu dan Minggu, sehingga tidak menumpuk di beban puncak.

Mengenai ancaman Asosiasi Perusahaan Jepang yang akan memindahkan usahanya ke Cina jika terus terjadi pemadaman listrik, Wapres mengatakan apa yang dialami Indonesai saat ini juga pernah dialami Cina sebelumnya. Dan saat ini, Cina juga mengalami krisis energi. Selain itu, tambah Wapres harga listrik di Cina masih lebih mahal jika dibandingkan dengan Indonesia.

Dukungan pemerintah yang direpresentasikan oleh Menko Perekonomian dan Wakil Presiden rasanya sudah cukup kuat bagi PLN untuk lebih sigap bergerak untuk merespon permintaan listrik. Jika masih bergerak lamban dan tidak mampu merespon permintaan listrik, sebaiknya pemerintah mengevaluasi ulang manajemen yang mengelola PLN sekaligus meminta pertanggungjawaban moral dan social para petinggi PLN, mengapa selalu mengorbankan konsumen, jika masalahnya ada di tinggal koordinasi korporasi dan pemegang saham – dalam hal ini pemerintah ?

3 komentar:

Dino mengatakan...

Tambah lagi masalah yang membuat investor asing tidak mau berinvestasi di Indonesia.. satu belum selesai, yang lain muncul lebih cepat

machmoey mengatakan...

kebijakan pemerintah tentang energi juga bisa ada pengaruhnya.

Saham mengatakan...

Tidak ada listrik, gimana mau investasi ?